Retakan tanah di Dusun Banjarsari di Desa Girimulyo, dan
Dusun Sabrang di Jatirejo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar membahayakan 19 Keluarg. Kurang lebihnya 19 keluarga ini masuk dalam radius bahaya longsor di dua lokasi tersebut.
Sumber : Solopos.com |
Dilansir dari solopos.com rabu (21/12/2016) “Retakan di Banjarsari membuat 16 keluarga mengungsi tiap kali hujan
turun lebih dari satu jam. Lebih parah lagi, retakan di Sabrang sudah
memaksa tiga keluarga mengungsi permanen,” tutur dia.
Kondisi bangunan rumah tiga keluarga di Sabrang sudah retak-retak dan
berpotensi ambruk. Pemilik rumah mengungsi ke rumah saudara dan
kerabatnya masing-masing.
Sedangkan retakan tanah di Banjarsari belum sampai membuat bangunan
rumah warga rusak. Tapi panjang retakan yang diperhitungkan mencapai 150
meter berpotensi longsor bila terjadi hujan.
Warga telah bergotong royong menutup retakan tanah menggunakan tanah.
Selain itu aliran air dari bagian atas lereng telah dialihkan supaya
tidak melewati sekitar retakan tanah tersebut.
“Untuk tiga keluarga di Sabrang disiapkan lahan oleh pemerintah desa
masing-masing seluas 300 meter persegi. Tapi untuk pembuatan bangunan
rumah menunggu bantuan Pemkab,” imbuh dia.
Agung menjelaskan retakan tanah di Banjarsari dan Sabrang terjadi
sekitar dua bulan lalu. Kondisi geografis wilayah Ngargoyoso yang
merupakan lereng diakui rentan terjadi bencana longsor.
“Sepanjang musim penghujan ini pun beberapa kali terjadi longsor
kecil di sejumlah lokasi. Tapi warga dan sukarelawan langsung bergotong
royong membersihkan longsoran,” ujar dia.
Terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Karanganyar, Rohadi Widodo,
memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar
mengintensifkan pemantauan retakan-retakan tanah.
Langkah antisipatif untuk mencegah jatuhnya korban jiwa harus
dikedepankan. Bila kondisi rumah memang dinilai sudah tak layak
ditinggali, warga pemilik rumah diimbau mengungsi secara mandiri.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut juga meminta
pejabat pemangku wilayah aktif memantau kondisi daerah masing-masing.
Apalagi musim hujan diprediksi masih panjang.
“BPBD harus menginventarisasi lokasi-lokasi baru retakan tanah dan
memetakan kondisinya. Lakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencegah jatuhnya korban jiwa,” seru dia.
Berdasarkan catatan Solopos.com, saat ini terdapat beberapa
retakan dan pergerakan tanah di Karanganyar. Salah satunya di Pokoh,
Seloromo, Jenawi, yang mengancam tiga rumah warga.
Di Kecamatan Karangpandan ada 36 rumah warga yang terancam terdampak
longsor menyusul retakan tanah di Gondanggentong, Nigasan, dan
Banjarbuntung, Desa Gerdu. Sementara enam keluarga di RT 002/RW 004
Dusun Plosorejo, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, terpaksa mengungsi
mandiri menyusul munculnya retakan tanah awal Desember ini.
0 komentar:
Posting Komentar